Mbaru Gendang Pacar Pu'u

Mbaru Gendang Pacar Pu'u

Mbaru Gendang Pacar Pu'u adalah sebuah rumah adat milik kampung Pacar Pu'u di desa Pacar, Kecamatan Pacar Kabupaten Manggarai Barat. Rumah adat ini beratap ijuk, berdinding papan, dan bertiang semen. Rumah adat yang ada saat ini sudah direnovasi 40 tahun yang lalu. 

Menurut cerita Tua adat setempat, rumah adat Pacar Pu'u yang ada sekarang adalah bangunan baru, sudah tidak sesuai dengan bentuk aslinya. Bentuk aslinya terbuat dari ijuk, papan, dan bertiang kayu, bukan semen seperti sekarang ini.  Ukurannya juga agak kecil. Pada zaman dahulu rumah adat ini dihuni oleh tua adat setempat. Namun, dalam perjalanan waktu tidak dihuni lagi. Akan tetapi, masyarakat adat setempat tetap memanfaatkan rumah adat ini untuk berbagai keperluan adat di kampung tersebut.  

Diceritakan bahwa rumah adat yang dibangun pada saat itu hanya satu untuk kampung Pacar Pu'u, yaitu milik anak rona (pihak laki-laki). Menurut Tua adat setempat, ada makna yang terkandung dalam pembangunan rumah adat,  yaitu tiang tengah berbentuk bulat berukuran  panjang sembilan meter dan rumahnya berbentuk bulat dan mengerucut, seperti sebuah prisma. Ukuran kayu bulat pada bagian tengah rumah adat 9 meter mengandung makna bahwa manusia berada dalam rahim ibu selama 9 bulan. Rumah adat berbentuk bulat mengandung makna kebulatan pikiran, perkataan, perbuatan (atau berdasarkan asas musyawarah mufakat untuk berbagai tujuan) baik untuk urusan dalam warga kampung sendiri maupun urusan dengan warga di luar kampung. 

Di depan rumah adat ada compang atau altar sebagai tempat pelaksanaan acara ritual adat dan persembahan sesuatu kepada para leluhur mereka. Compang ini terbuat dari batu yang disusun rapi dan berbentuk lingkaran. Diceritakan bahwa pada mulanya Pacar Pu'u adalah sebuah kampung. Pada saat itu, Sultan Bima memerintahkan agar di kampung Pacar Pu'u dibangun sebuah istanah sebagai sebuah kesultanan. Istanah yang direncanakan berupa istana kesultanan. Batu-batu untuk bahan bangunan istanah sudah dikumpulkan sebagiannya. Namun, gagal dibangun atau tidak dilanjutkan karena mengingkari sebuah kesepakatan bersama antara warga pacar dengan sultan Bima. Meskipun rencana besar itu tidak jadi dibangun, masyarakat adat pada saat itu masih terus berlanjut meskipun ukuran kecil, seperti yang terlihat di kampung Pacar saat ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ODW Gua Batu Cermin

Situs Prasejarah Liang Verhoeven

Tete Kilu dan Kenangan yang Terlupakan