Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 23, 2022

Situs Cagar Budaya Watu Pota Wangka

Gambar
  Watu Pota Wangka Watu Pota Wangka merupakan sebuah tempat yang memiliki sejarah yang menarik. Tempat ini diperkirakan satu kilo meter dari Kampung Mbehal. Sebelumnya batu ini dikenal dengan nama watu Sundek. Secara harafiah watu artinya batu dan sundek artinya tinggi menjulang. Jadi, watu Sundek adalah batu yang tinggi menjulang di antara batu-batu lainnya. Sejalan dengan perkembangan sejarah, batu ini berubah nama sesuai dengan fungsi dan kegunaannya di zaman dulu, yaitu watu pota Wangka. Secara harafia, watu artinya batu, pota artinya pantau, dan wangka artinya perahu. Jadi, watu pota Wangka artinya batu sebagai tempat pemantauan perahu ataupun kapal laut milik musuh.  Pada zaman kesultananan Bima di masa penjajahan Belanda dan Jepang  w atu Sundek dijadikan tempat pengintaian terhadap perahu atau kapal musuh yang melewati di perairan Flores. Karena menjadi tempat pengintaian perahu, maka batu ini perlahan berubah namanya menjadi Watu Pota Wangka. Pemantauan musuh...

Situs Cagar Budaya Lingko Lodok Bajak Tete

Gambar
  LIngko Lodok Bajak Tete Lingko Lodok Bajak Tete terletak di Kampung Merawang Desa Tanjung Boleng Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat. Diperkirakan 17 km arah utara dari kota Labuan Bajo dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 50 menit. Jalur Pantura merupakan akses utama menuju Lingko Lodok Bajak Tete .   Lodok  merupakan sistem pembangian dan pengolahan lahan komunal ( lingko )  berbentuk sarang laba-laba untuk usaha pertanian pada masyarakat Manggarai. Sistem pembagian lodok sangat unik, hanya dapat dijumpai di Manggarai. Pengelolaan lahan pertanian secara komunal telah berlangsung selama berabad-abad. Lingko lodok Bajak Tete adalah salah satu sistem pembagian dan pengolahan lahan komunal berbentuk jaring laba-laba untuk usaha pertanian masyarakat kampung Mberawang. Lodok sebagai salah satu warisan budaya pertanian bagi masyarakat Mberang. Struktur lodok   di kampung Mberawang tidak hanya pada lahan sawah, melainkan juga pada ladang. Namun, lingko ...

Situs Cagar Budaya Liang Sepang

Gambar
  Liang Sepang Deskripsi Liang Sepang adalah sebuah gua alam yang terletak di kampung Nggieng, Desa Beo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat. Desa yang tak jauh dari Labuan Bajo Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat ini hanya berjarak kurang lebih 35 km arah utara dan ditempuh dalam waktu satu setengah jam dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalan yang berlika-liku di bawah pepohonan yang rindang dan kicauan burung sepanjang jalan menemani perjalanan para pengunjung Liang Sepang.  Gua  berada di tebing persis di belakang rumah warga. Gua ini memiliki beberapa ruang terbuka yang menembus pandangan ke arah langit. Adapun ruang tertutup, di mana pengunjung harus menggunakan senter untuk menerangi perjalanan dari ruang ke ruang yang gelap gulita tersebut. Pintu masuk (mulut) gua sangat sempit. Hanya bisa dilewati satu orang. Masuk ke dalam gua satu-satu dengan cara jongkok. Bagian dalam gua terdapat gumpalan stalagtit dan stalagmit mengh...

Gua Empo Sanga

Gambar
  Liang Empo Sanga Liang Empo Sanga merupakan sebuah gua yang terletak di pegunungan karst. Dari Labuan Bajo tempat ini dapat ditempuh selama kurang lebih tiga jam perjalanan. Keberadaan liang Empo Sanga di desa Wontong, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores Barat, Provinsi NTT.  Secara etimologis, liang  artinya gua, empo artinya sebuah sapaan untuk seorang nenek atau kakek atau nenek moyang dan Sanga artinya menerkam mangsa dan membawahnya ke atas perbukitan atau pepohonan yang paling tinggi. Kata Empo mengandung makna polisemi, yaitu (1) dimaknai sebagai sapaan untuk kakek atau nenek pada manusia dan (2) dimaknai sebagai sapaan untuk hewan atau binatang yang mempunyai kekuatan yang melampaui kekuatan manusia atau mempunyai kekuatan gaib. Empo yang dimaksud dalam cerita ini adalah burung raksasa yang mempunyai kekuatan gaib. Burung tersebut dianggap sakral dan magis. Nama burung tersebut Rajawali.  Menurut kepercayaan masyarakat setempat, n...