Postingan

Menampilkan postingan dari November 13, 2022

Re'a

Saung Re'a (daun Pandan) Pada masa lampau, jika ada tamu berkunjung ke rumah, hal pertama yang dilakukan orang tua-orang tua di Manggarai adalah membentangkan tikar. Setelah tikar-tikar dibentang, barulah para tamu dipersilakan untuk duduk, dilanjutkan dengan minum kopi dan berbincang. Tikar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari orang Manggarai. Di kolong-kolong tempat tidur, di tiap rumah orang-orang Manggarai, pasti selalu ada satu atau dua tumpukan tikar. Tamu-tamu yang datang ke rumah, jika tidak duduk di atas kursi, pasti duduk di atas tikar yang disiapkan tuan rumah. Apalagi jika dilaksanakan upacara adat tertentu, wajib hukumnya semua warga gendang (suku) duduk di atas tikar yang dibentangkan di hampir segala penjuru rumah gendang. Sebagian besar kampung. kampung di Manggarai Barat memiliki tradisi menganyam tikar atau rojok loce. Terdapat tahapan proses pengerjaan yang sangat panjang, sebelum kumpulan daun-daun pandan itu berubah menjadi selembar ti...

Seni Memahat Patung Komodo

Patung Komodo Sebagian orang akan mengira bahwa orang-orang pulo pulau), sebutan warga Labuan Baja untuk sesama saudaranya yang menghuni gugusan pulau kecil, menggantungkan hidupnya dari laut dengan bermata pencaharian sebagai nelayan. Pikiran seperti itu muncul, sebab rata-rata hasi laut (ikan, cumi, udang) yang memenuhi lapak tapak di pasar-pasar di Kota Labuan Bajo, merupakan hasil tangkapan orang-orang) pulo. Bahkan, sebagian dari hasil tangkapan laut tu juga menjadi salah. satu penyangga lauk pauk masyarakat kota dingin Ruteng-kota tetangga, sebelah timur Labuan Bajo Setiap hari, puluhan) mobil pikap, atau populer dengan sebutan oto ikon siap mengangkut ikan dari Labuan Bajo menuju Kota Ruteng dan beberapa kota kecil di sekitarnya. Tak banyak yang tahu, bahwa menjadi perajin patung Komodo merupakan bagian penting dari kebudayaan ata Moda suku yang mendiami Kampung Komodo di Pulau Komodo: Umumnya mereka memanfaatkan area kosong di samping, depan. atau kolong rumah sebagai tempat be...

Tenun Songke Manggarai

Gambar
Tenun Songke Manggarai  Tenun songke Manggarai merupakan identitas umum tenun di wilayah Manggarai. Meski tidak semua wilayah mewarisi tradisi tenun, tenun songke telah menjadi kebanggaan bersama dan telah menjadi salah satu Identitas kebudayaan orang atau ata Manggarai.  Berbicara sarung tenunan Manggarai, umumnya ada 3 jenis,  yaitu Songke, Lipa Todo, dan Lipa Punca.  Lipa   (sarung) Todo adalah tenunan asli masyarakat Todo Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai, sedangkan   Lipa Punca   adalah tenunan asli masyarakat wilayah Timur Kabupaten Manggarai Timur.  Motif Songke atau selendang bukanlah sembarang motif, tetapi motif-motif itu syarat makna pesan moral untuk orang Manggarai. Motif-motif dimaksud antara lain: o    Motif  jok  pada  lindi  (tepi) tenunan, yaitu berbentuk segitiga sama kaki yang mengandung makna/pesan moral supaya orang Manggarai senantiasa berpusat pada Allah Pencipta ( Mori Jari Dedek ...

Musik Tradisional Manggarai

Karakter Musik Orang Manggarai Ada empat hal penting yang perlu dibicarakan berkaitan dengan karakter musik orang Manggarai. Pertama, musik Manggarai berdasarkan jenis lagu saat penggunaan atau cara membawakan lagu. Ada sebelas penjelasan untuk hal ini. 1. Pekikan (renggas) adalah pekikan awal dalam bentuk aba-aba atau komando. 2.  Lagu duka adalah nyanyian yang dibawakan untuk meratapi seseorang yang telah meninggal  dunia atau nyanyian yang dibawakan saat peristiwa duka (kematian) Beberapa contoh lagu duka adalah lorang (ratapan), dere ceha kila (lagu yang dinyanyikan pada malam hari perkabungan sambil melakukan permainan saling menyembunyikan gelang tangan), lagu bilang latung (lagu yang dinyanyikan pada malam hari perkabungan sambil melakukan permainan 'menghitung jagung) 3.  Lagu mbata yang dinyanyikan sambil duduk di dalam rumah adat.  Lagu sanda yang dinyanyikan sambil mengentakkan kaki di dalam rumah. 4.  Lagu berkisah/bersejarah (dere turo, dere nu...

Rumah Adat Manggarai (Mbaru Gendang)

Gambar
Mbaru Gendang Rumah adat orang Manggarai disebut Mbaru tembong atau Mbaru gendang atau tambur. Jadi, secara harafiah, Mbaru artinya rumah. Tembong artinya alat musik tradisional (gong dan gendang). Mbaru Tembong artinya rumah tempat terselenggaranya acara adat dan tempat penyimpanan alat musik tradisional seperti gong dan gendang.  Alat musik Gong digunakan untuk memanggil warga kampung dalam rangka acara musyawarah umum warga kampung.   Ikhwal ini mengisyaratkan bahwa dinamika hidupnya, orang Manggarai dekat dan akrab dengan musik. Manggarai dipandang sebagai manusia seni. Musik bagian dari jiwa. Musik memiliki aneka fungsi dalam berbagai unsur kehidupan masyarakat Manggarai, seperti dalam permainan dan tarian, perkawinan adat, upacara kematian, meneguhkan kepercayaan dalam berbagai upacara adat dan merayakan panen serta pergantian tahun. Sebelum abad ke-16 Abad ke-16 Abad ke-17 Abad ke-18 Abad ke-19-sekarang Dalam tatanan kehidupan orang Manggarai sejak dahulu kala...

Tari Ndundu Ndake

Gambar
Tari Ndundu Ndake ( Ndundu Ndake Dance ) Description Ndundu Ndake merupakan sebuah tarian tradisonal masyarakat Manggarai.  Ndundu Ndake,  sebuah tarian dengan gerakan kaki yang menghentak dan gerakan kedua tangan sambil memegang ujung selendang atau sapu tangan. Hentakan kaki dan gerakan tangan mengikuti musik Gong dan Gendang dengan  irama Ndundu Ndake. Penari mengenakan busana adat lengkap dan selendang atau sapu tangan.  Tarian ini biasa dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu. Selain untuk menerima tamu, tarian ini juga dapat dipentaskan untuk kemeriahan sebuah acara festival budaya ataupun acara lainnya. Jumlah penari bisa dalam jumlah sedikit dan bisa juga dalam banyak atau dapat disesuaikan. Type of Dance Ndundu Ndake termasuk seni tradisional yang bersifat sakral.   Irama musik ndundu ndake biasa digunakan dalam permainan Caci.  Reprecent Tarian ndundu ndake tidak hanya milik masyarakat Manggarai Barat, tetapi juga Manggarai Timur dan Man...

Tari Rangkuk Alu

Tari Rangkuk Alu Description Rangkuk alu merupakan sebuah permainan rakyat Manggarai, Permainan rakyat rangkuk alu  terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok pemegang bambu dan kelompok penari. Kelompok pemegang bambu biasanya  6-8 orang. Mereka memainkan bambu sesuai dengan irama musik Gong dan Gendang.  Kelompok penari biasanya dalam jumlah yang terbatas  dan banyaknya sesuai dengan jumlah pemain bambu. Mereka menari secara bergantian di sela-sela bambu dengan mengikuti irama musik Gong dan Gendang. Kelompok pemegang bambu dan penari sama-sama mengenakan busana adat lengkap,  seperti ikat kepala, baju mbero, dan kain songket Manggarai. Dalam permainan tersebut membutuhkan kelincahan dan ketangkasan agar terhindar dari jepitan bambu. Gelak tawa penonton pun tak terhindarkan jika salah satu penari terjepit kakinya.  Type of Dance Rangkuk alu termasuk salah satu jenis permainan tradisional masyarakat Manggarai Barat. Permainan ini tanpa melalui ritual adat. ...