Situs Cagar Budaya Lingko Lodok Bajak Tete

 LIngko Lodok Bajak Tete


Lingko Lodok Bajak Tete terletak di Kampung Merawang Desa Tanjung Boleng Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat. Diperkirakan 17 km arah utara dari kota Labuan Bajo dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 50 menit. Jalur Pantura merupakan akses utama menuju Lingko Lodok Bajak Tete.  

Lodok merupakan sistem pembangian dan pengolahan lahan komunal (lingko)  berbentuk sarang laba-laba untuk usaha pertanian pada masyarakat Manggarai. Sistem pembagian lodok sangat unik, hanya dapat dijumpai di Manggarai. Pengelolaan lahan pertanian secara komunal telah berlangsung selama berabad-abad.

Lingko lodok Bajak Tete adalah salah satu sistem pembagian dan pengolahan lahan komunal berbentuk jaring laba-laba untuk usaha pertanian masyarakat kampung Mberawang. Lodok sebagai salah satu warisan budaya pertanian bagi masyarakat Mberang. Struktur lodok  di kampung Mberawang tidak hanya pada lahan sawah, melainkan juga pada ladang. Namun, lingko lodok pada ladang tidak tampak struktur lodok karena ditumbuhi pepohonan besar dan  tinggi. Bajak artinya rawah-rawah dan tete artinya ubi. Diberi nama Bajak Tete karena tempat ini awalnya ditanami ubi-ubian. 

Lingko Lodok Bajak Tete dibuka atau mulai dikerjakan  pada tahun 1974 oleh orang Rareng yang berdomisili di kampung Merawang. Warga kampung Merawang  adalah keturunan orang Rareng dan sebagian besar merupakan petani yang bercocok tanam di sana sekaligus menjaga kawasan yang menjadi tanah ulayat mereka. Hamparan ini dibagi menjadi 22 bagian, masing masing orang mendapatkan satu dengan ukuran yang sama. Menurut pengakuan tua adat setempat, bahwa lingko ini pada awalnya berfungsi ganda, yaitu sebagai ladang untuk menanam ubi sedangkan sebagiannya menjadi sawah  untuk menanam padi. Namun dalam perkembangannya, ladang (lahan kering) yang ditanami ubi perlahan-lahan mereka menata atau mengubahnya menjadi bentuk petak sawah karena debit air yang ada di sekitar lodok semakin tinggi. Lingko lodok Bajak Tete digarap dua kali setahun, seperti yang biasa dilakukan oleh warga setempat.


Lingko Lodok Bajak Tete

Lingko Lodok Bajak Tete is located in Merawang Village, Tanjung Boleng Village, Boleng District, West Manggarai Regency. It is estimated that it is 17 km north from the city of Labuan Bajo and can be reached in approximately 50 minutes. The Pantura route is the main access to Lingko Lodok Bajak Tete.

Lodok is a system of cultivating and cultivating communal land (lingko) in the form of spider webs for agricultural businesses in the Manggarai community. The lodok distribution system is very unique, it can only be found in Manggarai. Communal management of agricultural land has been going on for centuries.

Lingko lodok Bajak Tete is a system of dividing and cultivating communal land in the form of a spider web for the agricultural business of the Mberawang village community. Lodok is one of the agricultural cultural heritages of the Mberang people. The lodok structure in Mberawang village is not only in paddy fields, but also in fields. However, the lingko lodok in the fields does not show the structure of the lodok because it is covered with large and tall trees. Bajak means swamps and tete means sweet potatoes. It was named Bajak Tete because this place was originally planted with tubers.

Lingko Lodok Bajak Tete was opened or started working in 1974 by the Rareng people who live in Merawang village. The residents of Merawang village are descendants of the Rareng people and most of them are farmers who grow crops there while guarding the area that is their customary land. This expanse is divided into 22 parts, each person getting one of the same size. According to old local customs, this lingko originally had a dual function, namely as a field for planting sweet potatoes while part of it became a rice field for planting rice. However, in the course of its development, the fields (dry land) planted with sweet potatoes are slowly being reorganized or transformed into rice fields because the water flow around the lodok is getting higher. Lingko lodok Bajak Tete is cultivated twice a year, as is usually done by local residents.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ODW Gua Batu Cermin

Situs Prasejarah Liang Verhoeven

Tete Kilu dan Kenangan yang Terlupakan